Senin, 12 Januari 2015

Divisi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Divisi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. Lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertallus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah meiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Struktur tubuh tumbuhan lumut
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda.
1. Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut:
- Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya membentuk rizoid-rizoid epidermis.
- Lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral, belum terdapat floem dan xilem.
- Silender pusat yang teridiri dari sel-sel parenkim yang memanjang dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
2.  Daun tersusun atas satu lapis sel.
- Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.
3. Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna, bentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
a. Gametofit merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang menghasilkan sperma atau ovum, sedang sporofit merupakan generasi yang menghasilkan spora.
b. Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti gada yang menghasilkan sperma dan arkegonium (sel kelamin betina) berbentuk seperti botol yang menghasilkan ovum.
c. Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Metagenesis merupakan pergantian antara fase vegetatif (generasi sporofit = penghasil spora) dan fase generatif (generasi)  gametofit = penghasil gamet)
d. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit.
e. Struktur sporofit (sporangium = badan penghasil spora) tubuh lumut terdiri : vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rhizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
f. Reproduksi seksualnya dengan membentuk fgamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada.
g  Berdasarkan letak gametangianya, lumut dibedakan menjadi dua yaitu :
   1. Jika anteridium dan arkegonium dalam sartu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monosis) contoh : lumut daun (musci).
    2 Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja  tumbuhan lumut disebut berumah dua 9diesis) contoh : lumut hati (hepaticeae).

Siklus Hidup /Pergiliran Tumbuhan Lumut
       Tumbuhan Lumut mengalami pergiliran keturunandalam daur hidupnya. Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x=n), sehingga terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina  karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
       Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari antheridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) dihasilkan dalam arkhegonium. Kedua organ ini terletak dibagian puncak tumbuhan.
Foto0246
a. Antheridium yang masak akan mengeluarkan sel-sel sperma kemudian sel sperma berenang menuju arkegonium untuk membuahi ovum (pembuahan terjadi apabila kondisi basah)
b. Ovum yang terbuahi akan tumbuh sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya masih disokong oleh gametofit. Sporofit ini bersifat diploid (x = 2n) serta berusia pendek ( kurang lebih 3-6 bulan untuk mencapat tahap kemasakan)
c. Sporofit akan membentuk kapsul yang disebut sporogonium pada bagian ujung
d. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui miosis. Sporogonium yang masak akan mengeluarkan atau melepaskan spora.
e. Spora tumbuh menjadi suatu berkas yang disebut dengan protonema, berkas ini akan tumbuh meluas dan pada tahap  tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

Klasifikasi lumut
       Lumut yang sudah terindentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16.000 spesies dan telah dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu : lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.
1. Lumut hati (hepaticopsida)
       Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel diatas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat rhizoid berfungsi utuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup). Secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya : richiocarpus, marchantia dan lunularia.

2. Lumut tanduk (Anthocerotopsida)
       Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa tallus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai 1 kloroplas. Hidup di tepi sungai danau atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya : anthocerros sp.

3. Lumut daun (bryopsida)
       Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rhizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.  Contoh : spagnum vibriatum, spagnum squarosum politrichum commune.
Peranan dan manfaat
a. Spagnum merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti kapas dan sebagai bahan bakar.
b. Lumut hati sebagai indikator daerah yang lembab dan dipakai obat penyakit hati (hepatitis).
c. Lumut bersama dengan alga membenttuk liken (lumut kerak) yang merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang gersang.
d. Dihutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan dan salju yang mencair, sehingga mengurangi kemungkinan adanya banjir dan kekeringan di musim panas.
e. Lumut gambut dirawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah.

Selasa, 01 Juli 2014

kelompok annelida.Saadah

annelid berasal dari kata annulus yang berarticincin yang memiliki 15.000 spesies modern, termasuk diantaranya adalah cacing tanah dan lintah. Annelida dapat ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut. Panjang tubuhnya mulai dari di bawah satu milimeter sampai dengan tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaituPolychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.

Ciri-ciri annelida
1.     Hewan triploblastik, selomata (sudah terdapat selom sejati).
2.     Tubuh bersegmen (disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi dan sistem ekskresi.
3.     Tiap segmen tubuhnya dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
4.     Organ-organ ekskresi terdiri atas nefridia (saluran), nefrostom (corong) dan nefrotor (pori tempat keluarnya kotoran).
5.     Memiliki sistem peredaran darah tertutup dan sistem saraf tangga tali.
6.     Berkembang biak secara kawin melalui fertilisasi dan secara tak kawin melalui proses fragmentasi.
7.     Meskipun termasuk hewan hermafrodit (berkela-min ganda), proses pembuahan tetap harus dilakukan oleh dua individu dengan saling memberikan sp***ma yang disimpan di dalam reseptakulum seminalis.
Klasifikasi annelida
Filum annelida diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu:

1.     Polychaeta. Pada tubuh cacing ini dijumpai banyak rambut dan tiap segmen tubuhnya dilengkapi dengan parapodia (semacam kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri tubuhnya). Contoh: Nereis virens, Eunice viridis (cacing wawo), dan Lysidice oele (cacing palolo).
2.     Oligochaeta. Cacing ini memiliki rambut yang sedikit, tidak memiliki mata dan parapodia. Hidup di darat atau perairan tawar dan bersifat hemaprodit (memiliki ovarium dan tes-tis). Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus terrestris).
3.     Hirudinea. Anggota cacing ini tidak memiliki rambut, parapodia. dan septa. Termasuk cacing penghisap darah. Contoh: lintah (Hirudo medicinalis), pacet (Haemadipsa javanica).




FILUM ANNELIDA 

Filum annelida disebut juga cacing bersegmen. Pada tiap segmen dilengkapi dengan seta. Setametameri. Pada umumnya, Annelida hidup bebas di tanah lembab atau berpasir, pohon, perairan tawar, dan perairan asin. Beberapa jenis annelida hidup sebagai ektoparasit (parasit di bagian luar tubuh inang).adalah bulu-bulu kaku yang berfungsi sebagai alat gerak, alat ekskresi, dan alat reproduksi. Karena pada tiap segmen dilengkapi dengan alat tubuh, maka segmentasinya disebut
1. Ciri-Ciri Annelida
Ciri-ciri umum annelida antara lain sebagai berikut :
a. Hewan triploblastik selomata.
b. Tubuhnya bertipe simetri bilateral.
c. Permukaan tubuhnya tertutup oleh kutikula.
d. System pencernaan makanan sempurna
e. System ekskresi terdiri atas nefridium.
f. System peredaran darah tertutup.
g. Otak berupa sepasang ganglion kepala.
h. Pernapasan berlangsung melalui kulit.
i. Reproduksi seksual dengan pembuahan silang secara internal oleh annelida hermafrodit.reproduksi aseksual oleh annelida gonokoris dilakukan melalalui pembelahan tubuh.
2. Klasifikasi Annelida
a. Kelas Polychaeta
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat insang.seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang laut) dan bersifat gonokoris. Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (lysidice oele).
b. Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia. Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya, cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut (prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen terakhir.pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi membentukkokon, yaitu kantong untuk meletakkan sel telur dan melangsungkan pembuahan.
Tubuh cacing tanah memiliki testis dan ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan silang.
c. Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah) bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudosp.) dan pacet (haemadipsa sp.). lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.
3.     Peranan Annelida
Bebrerapa jenis annelida erguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat baik untuk bahan pakan ternak.
Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah unsure hara tanah.
Lantah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi.selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfuse darah.



A.      Pengertian dan Sistem Fisiologis Phylum Annelida
           Annelida yang sering disebut Annulata  adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi oto . Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
           Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
           Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
B.       Ciri-ciri tubuh dan habitat phylum Annelida
     Cacing yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya, karena dilihat dari Ciri-ciri tubuh phylum Annelida adalah sebagai berikut:
1.      Tubuhnya terbagi ke dalam satu deretan memanjang ruas-ruas serupa yang juga disebut metamer (metemere) atau somit (solimetes), yang kelihatan daru luar karena adanya sekat yang dinamakan septa atau sekat.
2.      Rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh yang sebenarnya. Dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut peritoneum.
3.      Pada bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.
4.      Sistem  saraf terdiri atas sepasang syaraf sehingga disebut system saraf tangga tali.
5.      Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine. Permukaan tubuh ada yang dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu kaku.
6.      Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.
7.      Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
C.      Klasifikasi Phylum Annellida beserta Contoh Spesiesnya
           Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Kelas Chaetopoda, Kelas Archiannelida dan Kelas Hirudinea.
1.      Kelas Chaetopoda (cacing berambut banyak)
           Kelas Chaetopoda, merupakan cacing annelid yang hidup dilaut, air tawar dan di darat, dengan ruas-ruas tubuh yang kelihatan nyata, mempunyai skat-sekta antara, bulu kaku dan sebuah rongga tubuh.
a.       Ordo Polycheta
                 Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
                        Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
                        Contoh spesies Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Sedangkan yang bergerak bebas contoh spesiesnya adalah Nereis virens (cacing pasir), Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).



KLasifikasi
Kigdom    : Animalia
Phylum     : Chaetopoda
Ordo         : Polycheta
Familia     : Nereidae
Genus       : Nereis
Spesies     : Nereis vireis
                                                       (Romimohtarto, 2007:163)
                             Cacing ini terkenal sebagai cacing pendiam. Sistem digesti dimulai dari faring ke esophagus, dan terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Ke dalam esophagus itu bermuara dua kantong kelenjar usus berkonstriksi secara teratur.
                             Sistem respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia. Darahnya mengandung pigmen merah (hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal. Darah dalam pembuluh-pembuluh ini mengalir ke anterior, sedangkan darah dalam pembuluh-pembuluh longitudinal ventral mengalir ke posterior.
                             Sistem ekskresi dalam tiap segmen, kecuali yang terakhirvdan yang pertama, terdapat sepasang nefridium untuk membersihkan segmen disebelah anterior dari segmen tempat nefridium terdapat.
Sistem saraf terdapat ganglion serebral atau ganglion suprasofageas, dapat juga disebut otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion suprasofegeal itu dihubugnkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang saraf ventral. Dalam tiap metamer (segmen), batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang  saraf ventral bercabang-cabang lateral.
                             Sistem reproduksi, dimana Nereis ini bersifat diesius. Testis atau ovarium terbentuk pada dinding selom, dan tersusun segmental (beberapa atau banyak segmen). Gamet tua keluar dengan paksa melalui dinding tubuh. Luka pada dinding akibat keluarnya gamet itu segera tertutup kembali. Fertilisasi terjadi di dalam air dan zigot tumbuh menjadi trokofor.
b.      Ordo Oligochaeta
                 Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.
                 Contoh  spesies  dair Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya. Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang. Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan setae. Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk pertukaran udara.  Cacing tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segementasi Nampak jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula.  Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.


Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Annelida
Classis                  : Chaetopoda
Ordo                     : Oligochaeta
Familia                 : Lumbricidae
Genus                   : Lumbricus
Species                 : Lumbricus terrestris
                                                     (Jasin, 1984: 123)
                 Sistem pencernaan berupa sebuah tabung lurus mulai dari mulut lalu faring yang kuat dan membengkak (segmen 2-6), esophagus (segemen 6-14), ingluvies (tembolok) yang berdinding tipis (segmen 14-17), lambung tebal (segmen 17-18), kemudian usus halus (segmen 19 sampai segemen terakhir) dan anus.
                 Sistem respirasi dan sirkulasi, dimana cacing tanah bernapas malaui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. Pernapasan berlangsung hanya jika kutikula itu basah. Pembuluh-pwmbuluh kapiler dalam tubuh mengambil oksigen dan melepaskan CO2 . Sistem pembuluh darah terdiri dari 2 pembuluh longitudinal utama dan 3 pembuluh longitudinal lainnya yang lebih kecil. Darah mengalir ke depan dlaam pembuluh darah dorsal melalui pasang jantung yang berotot, masing-masing dalam segmen ke7-11, terus ke pembuluh darah ventral setelah itu darah mengalir ke dinding tubuh, lalu kembali lagi ke pembuluh dorsal melalui 3 pembuluh longotidinal yang kecil-kecil itu. Darah cacing tanah berwarna merah. Darah terdiri dari cairan plasma yang mengandung amoebosit, yaitu butiran-butiran yang tidak berwarna.
                 Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.
                 Sistem saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral, tipa segmen dengan rantai, mulai dari segmen ke-4. Di samping itu ada ganglion suprafangeal anterior yang juga disebut “otak” yang terletak dalam segmen ke-3. Korda saraf disekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion venreal pertama.
                 Sistem reproduksi cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi fertilisasi oleh dirinya sendirir (self-fertilizing). Di sini ada 2 pasang testis, masing-masing terletak dalam segemn yang dibungkus oleh vesikula seminalis yang berjumlah 3 pasang. Kopulasi berlangsung di malam hari. Selama kopulasi reseptakulum (kira-kira 3 jam), spermatozoa dari ekor cacing dipindahkan ke dalam  reseptakulum seminalis cacing lain. Bias any terjadi fertilisasi silang. Setelah kopulasi, dua ekor cacing berpisah. Kokom kemudian terbentuk pada masing-masing cacing kira-kira pada klitelium. Setelh kokon menerima telur dari spermatozoa, kemudian cacing menarik kembali kokon belakang dan lubang kokon tertutup. Kokon itu kemudian membungkus zigot-zigot yang terbentuk, dan masing-masing zigot tumbuh menjadi cacing kecil dalam kokon. Kokon yang berisi cacing-cacing kecil itu diletakkan dakan tanah yang lembab.
2.      Kelas Archiannelida
           Kelas Archiannelida merupakan Annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda. Ruas-ruas tubuhnya tak dapat dibedakan dari luar. Prostomiumnya mempunyai sepasang tentakel.  Lubang  mulutnya terletak dibagian bawah dari ruas pertama dan lubang anusnya di ruas terakhir. Sepasang celah berbulu getar masing-masing di sisi prostomium. Rongga tubuh terbagi-bagi menjadi ruang-ruang oleh sekat-sekat. Alat-alat dalam diulang-ulang keberadaannya sehingga hamper setiap tuas memiliki rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang nefridia, sepasang gonad, satu bagian dari saluran pencernaan dan bagian dari benang saraf ventral.
           Anggota-anggota kelas ini hidup di laut, struktur tubuh masih sederhana. Bersifat diesius atau hermafrodit. Contoh spesiesnya adalah Polygordius sp. Dimana hewan ini hidup disepanjang pantai, bentuknya menyerupai larva poliketa yang primitive atau sebagai poliketa yang telah mengalami degenerasi. Bentuknya seperti benang dngan panajng 100 mm, dan penampang dengan  radius kira-kira 1 mm, dari luar somit (segmen) tidak nampak jelas. Prostomium dengan 2 buah tentakel perasa. Alat-alat tubuh dalam seperti pada polikata umumnya, tetapi lebih sederhana. Selom dibagi ke dalam kompartemen-kompartemen, tiap kompartemen dilengkapi dengan sepansang nefridia. Sistem saraf terletak dalam epidermis. Perkembangan-biakan Polygordius mencakup Larva berbentuk trokofor, somit-somit terbentuk di bagian posterior selama proses metemorfosis. Dewasanya tubuh melalui perpanjangan ujung anus. Perpanjangn menjadi beruas-ruas dan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan akhirnya menjadi hewan dewasa.
3.      Kelas Hirudinea
           Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.
           Contoh  spesies Hirudinea parasit adalah Hirudo medicinalis (lintah). Linta mencapai panjang 5-8 cm, pipih dorsoventral, dengan 26 metamer, tetpai dari luar nampak tiap metamer itu mempunyai 2-5 anulasi (cincin yang melingkari tubuh). Pada linta tidak ada setae dan parapodia. Pada sebelah anterior terdapat sebuah penghisap oral, dan pada sebelah posterior ada lagi sebuah kedua penghisap itu untuk menempel pada inang waktu mneghisap darah. Mulut mempunyai 3 buah ranah dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Tiap rahang tertutup dengan sersi (gigi-gigi kecil seperti pada gergaji). Segemen 9-11 berfungsi sebagai klitelium. Pada Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.


Klasifiksi:
Kingdom        : Animalia
Phylum           : Annelida
Classis            : Hirudinea
Ordo               : Holoturoidea
Familia           : Hirudoaceae
Genus             : Hirudo
Species           : Hirudo medicinalis
                                                           (Jasin, 1984: 131)
           Sistem pencernaan  linta dimulai dari mulut terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan dikelilingi dengan kelenjar ludah. Kelenjar ini menghasilkan secret yang mengandung bahan anti-koagulasi (mencegah mengentalnya darah). Dari faring terus ke tembolok yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung lateral memanjang sampai segmen ke-18. Kantung-kantung yang memanjang itu kemudian bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah dalamnya terdapat lipatan-lipatan spiral internal yang berguna untuk mencerna darah yang mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur. Dari lambung saluran digesti melanjut ke usus, rectum, dan berakhir sebagai anus disebelah posterior.
           Sistem respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui permukaan kulit. Darah yang mengandung hemoglobin mengalir dalam pembuluh-pembuluh longitudinal yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dari ventral tuubh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak langsung menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu dengan ronga-rongga dalam selom.
           Sistem ekskresi dimana setiap segmen dari segemen ke 7-23 berisi nefridia yang berpasangan. Masing-masing nefridia mempunyai ekspnasi berupa vesikula yang berbentuk gelembung dan merupakan muara saluran ekskresi.
           Sistem saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada linta ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkan ganglion serebral lebih kecil. Linta bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama. Pada segmen-segmen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
           Sistem reproduksi dan perkembangbiakan lintah itu hermaprodit dengan beberapa pasang tetstis dan satu pasang ovarium. Untuk reproduksi diperlukan fertilisasi silang. Massa sel sperma (spermatofor) yang telah mengental (aglutinasi) dimasukan ke dalam vagina lintah partenernya melalui penis. Fertilisasi berlangsung secara internal dan pekembangan tejraid dalam kokon serti cacing tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi linta-linta kecil dalam kokon.
D.      Peranan dari phylum Annelida
Peranan Annelida dalam kehidupan :
a.    Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantumenghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b.     Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai makanan
c.    Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.





Mengenal Seluk Beluk Phylum Annelida

 GURUNGEBLOG    & KOMENTAR
FILED UNDER  ANNELIDA, CACING BERAMBUT BANYAK, HIRUDINEA., OLIGOCHAETA, POLYCHAETA
worm_lumbricus
worm_lumbricus
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Ciri tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
Struktur dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Cara hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Polychaeta
polychaeta
polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).
Oligochaeta
cacing-tanah
cacing-tanah
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.



FILUM ANNELIDA (Polychaeta,Oligochaeta,Hirudinae)

Filum Annelida


Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti bentuk. Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Annelida dapat hidup di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit.

Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.

Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
·                     Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
·                     Tiap segmen dipisahkan oleh septa
·                     Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
·                     Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
·                     Punya parapodia
·                     Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta)
·                     Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
·                     Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
·                     Reproduksi:     -seksual/genertif: konjugasi
·                     Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
·                     Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
·                     Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
·                     Habitat: -tanah yang lembab , air laut , air tawar


Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.

Anatomi polychaeta



 Reproduksi polychaeta
Polychaeta memiliki kelamin terpisah
·                      Perkembangbiakannya dilakukan secara seksual.




Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan terutama di dalam air. Telur yang telahdibuahi akan menjadi larva yang disebut trakofora. Beberapa spesiesmengembangkan segmen khusus yang berisi gamet dan melakukan epitoksi.Segmen itu dilepaskan dan gamet meledak lalu membentuk individu baru.

Aseksual reproduksi polychaeta


Pada reproduksi  aseksual, tubuh melakukan epitoksi (pembentukan individu reproduktif) dan hewan menjadi tampak 2 bagian yang akhirnya akan membentuk individu baru.

Contoh Polychaeta :

Yang Sesil :
-          cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah
hidup bebas :
-          Marphysa sanguinea
-          Arenicola marina
-          Kelabang laut ( Nereis virens )
-          cacing palolo ( Eunice viridis )
-          cacing wawo (Lysidice oele )

peranan Polychaeta bagi kehidupan manusia
·                           Cacing wawo, cacing palolo mengandung protein tinggi dansering dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan maluku.
·                     Nereis sp merupakan jenis polychaeta yang umum digunakan sebagai pakan alami pada usaha budidaya udang secara intensif, karena jenis inimemiliki kandungan nutrisi tinggi bagi pertumbuhan udangwindu dan meningkatkan mutu udang.


Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat di air tawar atau di daratan(tanah). Cacing ini bersifat saprofit dengan memakan zat organik dan organisme yang telah mati.

Anatomi Oligochaete




Reprosuksi Oligochaeta

Reproduksi
Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacingini tidak melakukan pembuahan sendiri, melainkan secara silang . Dua cacing yangmelakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan. Alatkelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya.Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon.Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovumyang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telahdibuahi masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing danmenjadi individu yang baru.

Contoh Oligochaeta
 :
-          cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris)
-          cacing tanah Asia (Pheretima)
-          cacing merah/cacing sutera (Tubifex)
-          cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani)
-          cacing raksasa sumatra ( Momiligester hautenii )

peranan oligochaeta  bagi kehidupan manusia:
-          Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.
Digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.


Hirudinae
            Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.
            Saat merobek atau membuat lubang,hewan ini mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, hewan ini akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin(zat anti koagulan).Dengan zat tersebut dapat mengisap darah sebanyak mungkin.

Contoh Hirudinae
-          Haemadipsa zeilanica (pacet)
-          hirudo medicinalis(lintah).
-          hirudinaria javanica (lintah kuning)
-          Pontobdella
peranan Hirudinae bagi kehidupan manusia:
Terapi Sedot Lintah Dapat Mengobati Diabetes Mellitus,Kanker,Tumor,Kelenjar Getah Bening, tyroid, Saraf Terjepit ,Cedera Otot, Migraine, Penyakit Jantung





FILUM ANNELIDA



FILUM ANNELIDA
I.              Pendahuluan
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Telah diketemukan 7.000 species yang hidup di air tawar, laut dan tanah. Contoh annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem.Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah dan lintah. Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut. Panjang anggotanya mulai dari dibawah satu milimeter sampai tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudenia.

II.            Defenisi
Annelida berarti “cincin” kecil dan tubuh bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum Annelida. Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara kurang darti 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum Annelida hidup di laut , dan sebagian habitat air tawar, dan tanah lembab, kita dapat menjelaskan anatomi filum Annelida menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah.

III.           Ciri-ciri
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh memanjang, simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula. Dinding tubuh dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem sirkulasi. Saluran pencernaan lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di setiap segmen. Sistem syaraf tangga tali. Sistam respirasi terdapat pada epidermis. Reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor/veliger.
Kebanyakan untuk cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air tawar atau darat. Filum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi’ Kelas iotyct aetu dibagi menjadi kelompok Errantia dan Sedentaria didasarkan pada kesempurnaan bentuk parapodium, siri, ada tidaknya rahang, probosis, bentuk segmen’ aan letat insang.
Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora, Prosotheca, Prosopora, dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan letak spermateka. Kelas girudinea dibagi menjadi ordo Acanthobdellida, Rhynchobdellida, dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan ada tidaknya batil isap dan probosis, serta septum pada segmen tubuh.
Beberapa hewan Annelida akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi sebagian bear tinggal di dasar dan bersarang di dalalm pasir dan endapan lumpur, cacing tanah tentunya, merupakan pembentuk sarang dalam lubang.
Selom cacing tanah terpartisipasi oleh septa, tetapi saluran penvcernaan, pembuluh darah, longitudinal, dan tali syaraf menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen). Sistem pencernaan memiliki beberapap daerah khusus : faring, esofagus, tembolok, rempela , dan usus halus.
Pada masing-masing segmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut neftrostim yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.

IV.           Klasifikasi
Filum Annelida terbagai kedalam tiga kelas yaitu: 1) kelas oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya), 2) kelas polychaeta, 3) kelas Hirudinea (lintah).
1.        Kelas oligochaeta
Kelas ini merupakan cacing bersegmen yang memiliki sedikit seta; oly = sedikit. Anggotanya yang paling dikenal adalah cacing tanah, yaitu lumbricus terrestis dan pheretimasp. Berukuran kecil dan banyak hidup di indonesia.
Cacing tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya bersegmen dan memiliki sedikit seta. Semua anggota cacing tanah tidak memiliki parapodia. Mereka bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 sampai 200 segmen. Pada segmen (somit) ke 32 hingga 37(pada lumbricus) dan somit ke 10 hinnga ke 11 (pada pheretima) terdapat penebalan kulit yang biasa di sebut klitelum atau sadel yang mentgandung kelenjar.
2.       kelas polychaeta
Nama kelas polichaeta berasal dari kata poly = banyak, chaeta= rambut atau seta. Jadi poichaeta berarti cacing yang memiliki banyak rambut. Habibat cacing ini umunya ada di laut, cacing ini memiliki panjang tubu h sekitar 5 sampai 10 cm, dengan garis tengah sampai 10 mm. warna tubuh beraneka ragam. Misalnya berwarna merah, merah muda, hijau atau warna campuran. Segmen-segmen pada tubuh hampir sama. Pda setiap segmen terdapat seta dan sepasang parapodia (kaki berdaging) yang berfungsi sebagai alat gerak.
3.       kelas Hirudinea
Nama kelas hirudinea brasal dari kata hirudo yang berarti lintah. Hewan ini hidup di air tawar , laut , dan darat. Tubuh lintah pipih dorsal ventral dan permikaan tertutup oleh kutikula yang di sekresikan oleh epidermis. Lintah tidak memiliki seta dan parapodia. Hewan ini memiliki dua alat isap : satu bagian ujung anterior dan satu di ujung posterior (berukuran).
Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu hidup menepel sementara pada menusia atau mamalia lainnya untuk mengisap darah. Cairan tubuh / darah yang di isap di simpan di dalam tembolok. Lintah bersifat hemaprodit.
Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi terdapat juga lintah darat atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap. Banyak lintah memakan invertebrata lainnya, tetapi beberapa jenis lintah adalah parasit penyedot darah yang makan secara menempel ke hewan lain secara temporer, dan termasuk manusia.
Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. beberapa spesies parasit menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengirirs kulit inang, sementara yang lain mengekskresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit.Inang umumnya tidak sadar akan serangan ini karena lintah mengekresikan suatu anestesia, setelah m,embuat sayatan , lintah mnsekresikan bahan kimia lainnya, yaitu hirudin, yang fungsinya mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Parasit itu kemudian menyedot darah sebanyak yang ia dapat tampung, sering kali lebih seribu berat tubuhnya.
Setelah minum sebanyak itu,lintah itu bisa bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan, sampai abad lalu, lintah sering kali digunakan oleh dikter untuk mengambil darah. Lintah masih tetap di gunakan untuk mengobati jaringan yang memar dan untukmerangsang sirkulasi darah ke jari tangan atau kaki yang telah di jahit kembali setelah kecelakaan.
Anggota kelompok hewan ini meliputi lintah dan pacet. Hirudo medicinalis (lintah), dapat menghasilkan zat hirudin dan banyak di Eropa dan Amerika. Haemadispa zeylanica (pacet), banyak hidup di asia tenggara. Hirudinaria javanica, disebut juga lintah kuning.

V.            Peranan
Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan :       
a.     Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b.       Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai makanan.
c.        Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.

VI.           Cara Reproduksi
Cacing tanah adalah hewan hemafrodit, tetapi hewan ini melakukan pembuahan silang. Du cacing tantah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah, sel sperma yang diterima disimpan secara tenporer sementara suatu organ khusus, atau klitelu, mansekresika kepompong yang seperti mukus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepal cacing dan tinggal dalam tanah tersebut dam kemudian embrio dapat berkembang. Beberpqa cacing tanah dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi yang di ikuti dengan regenersi.
( Dari Berbagai Sumber )